Ada banyak tempat maupun kondisi dimana seorang desainer grafis bisa mendapatkan penghasilan. Namun yang umum dan lazim diketahui adalah tiga : Studio, In-House, dan Freelance. Berikut ini mungkin hanya pendapat pribadi Saya yang Saya angkat melalui pengetahuan mengenai ketiganya. Karena saya hanya punya pengalaman pada sebagian dari ketiga hal tersebut, Saya sangat berharap pembaca yang lebih berpengalaman untuk ikut sharing berbagi pengalaman masing-masing disini. :)
1) Studio
Bekerja di studio desain sejenis advertising, agency, dan studio kreatif lain bisa diibaratkan dengan kerja kantoran untuk sebuah perusahaan. Dalam kondisi ini biasanya desainer akan menghadapi beragam klien dengan berbagai tipikal masing-masing. Selain itu, desainer di studio biasanya harus bekerja dalam deadline yang padat, dan bekerja dengan deadline yang sangat dekat bisa mengakibatkan desainer miskin ide, dan jarang mengaplikasikan proses kreatif dalam pembuatan desain.
Hal-hal lain yang menjadi nilai minus bagi desainer dari bekerja di studio desain adalah waktu kerja. Standar jam kerja pada studio desain biasanya berkisar antara 7-9 jam perhari. Ini akan membuat desainer tidak punya cukup banyak waktu untuk refreshing atau sekedar mengembalikan kondisi otak kepada kondisi yang fresh. Padahal keadaan yang demikian diperlukan desainer untuk menciptakan ide-ide kreatif pada saat membuat sebuah desain.
Namun desainer yang bekerja di studio desain biasanya akan lebih mampu menguasai desain dan penggunaan tool-tool desain karena mereka diharuskan bekerja dengan cepat oleh perusahaan. Selain itu, variasi project yang dikerjakan akan mengasah kemampuan desain dari desainer itu sendiri.
Nilai plus lain dari desainer yang bekerja pada studio desain adalah kondisi kerja yang ramai dan banyak orang yang bisa diajak bicara, sehingga mungkin desainer tidak akan bosan dan kadang-kadang rindu dengan aktifitas kantor pada saat sedang berada dirumah. Satu lagi, desainer yang bekerja di studio desain biasanya mendapat penghasilan secara tetap walaupun jumlahnya standar.
2) In-House
In-House designer adalah desainer yang khusus menggarap desain dari suatu perusahaan tertentu seperti XL, Telkomsel, A Mild, dsb. Desainer In-House biasanya bekerja dengan lebih santai karena project yang harus dikerjakan tidak sebanyak desainer yang bekerja di studio desain. Selain itu, desainer In-House biasanya punya penghasilan yang besar (setidaknya dibanding dengan di studio desain).
Nah, kerja santai dan gaji besar, cukup!? Belum tentu. Desainer in-house akan bekerja sendiri hingga tidak banyak orang yang bisa diajak bicara, walhasil kemungkinan mengalami kebosanan akan lebih besar terjadi. Kekurangan lain dari bekerja di In-House adalah project desain yang tidak variatif dan itu-itu saja. Ini mengakibatkan desainer tidak mendapat cukup latihan untuk pengembangan ilmu desain maupun penguasaan tool.
3) Freelance
Mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa bekerja sebagai freelancer itu enak. Kerja bebas dimana saja, mau di kasur, di toilet, atau mungkin di cafe. Dan mungkin desainer freelance akan lebih punya banyak waktu luang untuk melakukan apapun. Seperti jalan-jalan, ke pantai, dsb. Namun tunggu dulu..Desainer freelance ternyata dihadapkan kepada berbagai permasalahan.
Permasalah utama adalah penghasilan yang tidak tetap. Freelance Designer akan dituntut membangun pasarnya sendiri dan merangkap menjadi marketing sekaligus. Maka tak heran kalau freelance designer sering diharuskan untuk menjemput bola dan mendatangi kliennya lebih dahulu untuk menawarkan jasanya. Permasalahan lainnya mungkin sama seperti yang terjadi pada desainer in-house. Freelancer akan bekerja sendirian dan akan membosankan karena tidak ada yang bisa diajak bicara dan sharing seputar desain.
Desainer freelance biasanya punya kapasitas diatas rata-rata dan kemampuan komunikasi yang cukup baik. Kabar baiknya adalah seperti yang telah diungkapkan diatas tadi, freelance designer akan lebih bebas, tidak terikat, tidak punya bos, dan bebas untuk memilih project apa yang ingin dikerjakan. Selain itu, peluang untuk jadi kaya juga lebih besar karena penghasilan yang didapat akan sepenuhnya masuk ke kantong desainer karena bukan dengan sistem gaji atau persentase keuntungan.
Nah, bagaimana dengan kamu? pernah punya pengalaman bekerja sebagai desainer dalam tiga kondisi diatas? silahkan sharing dengan pembaca lain di kolom komentar. :)
Saya sama sekali tidak tahu tentang ini. Mungkin kerja saya lebih tepat disebut freelance karena tidak terikat dengan agensi lain.
Satu hal yang menarik dari freelance mungkin bebas mengatur waktu. Misalnya, saya sekarang belajar coding dan mungkin akan butuh waktu beberapa hari. Proses belajar saya pikir akan sulit jika kerja terikat yang penuh dengan job dan deadline.
Dengan freelance juga kita bisa bebas bereksplorasi. Mungkin freelance akan lebih cocok bagi orang-orang yang memang berambisi, bukan sekadar kerja untuk mencari uang saja.
pilihan jatuh ke freelanche,yang lain pusing, terikat , kreatifitas terhambat, untuk pemula baiknya mang studio biar tau cara kerja dunia desain tu seperti apa, jadi tau bagai mana proses step-step dari desain, produksi ampe jadi..
tapi kalo dah berani dan berjiwa "bebas" baiknya freelanche, mau miskin sekalian yang penting tenang kepala gak berat..
tp ya gak miskin-miskin x ya, setidaknya sering gabung d forum sesama freelanche, sama-sama sharing dengan komunitas, hal-hal yang minus di freelanche bisa di kurangi.
ya kira-kira seperti itu, tapi saya mau selesain kuliah dulu demi ibu (halah), ntar baru siap perang..
yaya yaya, nice post marco maroco
@ Jeprie & Ikaz : Tapi sepertinya freelance malah lebih sulit menurut saya. Harus nyari job sendiri kemana-2..blom lagi harus meyakinkan calon klien yg gak bakal mudah percaya sama sembarang freelance.. :D Mungkin gak terikat iya juga sih, tp kalo gak terikat tp job jg gak dapat-2? suram juga kayanya tuh..hehe :D
bagus2 gan artikelny, jd pgn sharing pengalaman pribadi, pernah kerja di studio in-house cuman bertahan 4 bulan lebih, emang cepet bosen sih, yg dikerjain itu2 mulu...
saya suka tema yang diangkat. kebetulan saya kategori freelance dan kesempatan untuk belajar lebih banyak.
saya masuk kategori freelance..lebih bebas tapi sebenarnya tidak masuk kategori comfort zone. Karena kita dituntut terus kreatif tidak hanya dalam sisi visual tapi dari segi bisnis.
http://zoowerkz.blogspot.com/
kalo saya sangat menyukai freelance...tapi pada awalnya sebelum kita mengambil tindakan untuk menjadi desainer freelance, ada bagusnya dimulai dengan kondisi bekerja di studio. dan ini adalah proses pencarian, kematangan dan mendesain. kenapa saya tertarik dengan desainer freelance, desainer freelance bekerja tidak merasa di komandori, memiliki jiwa merdeka, Selain itu, peluang untuk jadi kaya juga lebih besar karena penghasilan yang didapat akan sepenuhnya masuk ke kantong desainer karena bukan dengan sistem gaji atau persentase keuntungan. terima kasih desainstudio.
saya sudah mencoba semuanya studio, in house juga
Freelance. dan ternyata Freelance lebih enjoy :),...
studio dan in house amat sangat membosankan apalagi in house ide dan kreatifitas kita sepertinya tdk bs keluar lepas :(
@Ferry eko: bs coba www.logomyway.com, www.logocontest.com
www.logoarena,com, www.99designs.com, www.quaxter.com ......
@Ferry : sama2 ... :)
@Ajir : suram? ... ga juga tuh coba kamu gabung di salah satu link yg aku tulis ...... kita ga bakal kehabisan order bs di bilang perjam kita dapet email orderan desain, kita ga usah nyari, palagi keliling nawarin desain,kita tinggal pilih orderan mana yg cck ama skill kita ....... soal harga ga ngecewain dr $200 ampe $1000 ada:) mau dolar ato uero ada, buat ukuran anak kost ato kuliahan kayanya lebih dr cukup .....
Untungnya saya bisa ketiganya..hehe Saya kerja di inhouse (majalah), tapi semi studio (karena nerima job2 media iklan juga), dan kalo di rumahsering freelance juga lewat internet :D
ini blog sudah tidak update lagi apa min?
افضل شركة تنظيف بالاحساء شركة تنظيف بالاحساء